Total Tayangan Halaman

15 Agustus 2020

AYO BARIS

(Sebuah refleksi kedisiplinan diri)
Oleh: N. Ilmi A.M.*)


Aba-aba dalam baris berbaris

Aba-aba adalah perintah yang diberikan oleh seorang komandan/pimpinan pasukan kepada pasukan/barisan untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak maupun berturut-turut.

Macam – macam aba – aba

Aba-aba terdiri atas 3 bagian dengan urutan :
1. Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk dipergunakan jika perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan/pelaksanaan, contoh:

Untuk perhatian – Istirahat di tempat = GERAK

Untuk istirahat – Bubar = JALAN

Setengah lengan - Lencang kanan = GERAK

Jika aba-aba ditujukan khusus terhadap salah satu bagian dari keutuhan pasukan: Pleton II – Siap = GERAK

Kecuali di dalam upacara: aba-aba petunjuk pada penyampaian penghormatan terhadap seseorang, cukup menyebutkan jabatan orang yang diberi hormat tanpa menyebutkan eselon satuan yang lebih tinggi, contoh :

Kepada kepala sekolah – Hormat = GERAK

Kepada kepala kantor wilayah – Hormat = GERAK


2. Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh :

Lencang kanan = GERAK dan bukan LENCANG = KANAN

Istirahat di tempat = GERAK dan bukan Di tempat = ISRIRAHAT


3. Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut.Aba-aba pelaksanaan yang dipakai adalah :

A. GERAK
    adalah untuk gerakan-gerakan tanpa meninggalkan tempat yang menggunakan kaki dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain, baik dalam keadaan berjalan maupun berhenti. Contoh :

Siap = GERAK

Hormat kanan = GERAK

Hormat = GERAK

Jalan di tempat = GERAK


B. JALAN
    adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Contoh:

Dua langkah ke depan = JALAN

Tiga langkah ke kiri = JALAN

Haluan kanan/kiri = JALAN

Satu langkah ke belakang = JALAN

Catatan: Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba pelaksanaan harus didahului dengan aba-aba peringatan.


C. MAJU
    adalah aba-aba perpindahan tempat yang melebihi empat langkah ke depan.

Maju = JALAN

Haluan kanan/kiri Maju = JALAN

Melintang kanan/kiri Maju = JALAN


D. MULAI
    adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut. Contoh :

Hitung = MULAI

Berbanjar/Bersaf Kumpul = MULAI


Cara menulis aba-aba
  1. Aba-aba petunjuk dimulai dengan huruf besar dan ditulis seterusnya dengan huruf kecil, atau semuanya huruf besar.
  2. Aba-aba peringatan dimulai dengan huruf besar dan ditulis seterusnya dengan huruf kecil yang satu dengan yang lainnya agak jarang, atau semuanya huruf besar.
  3. Aba-aba pelaksanaan ditulis seluruhnya dengan huruf besar.
  4. Semua aba-aba ditulis lengkap, walaupun ucapannya dapat dipersingkat.
  5. Diantara aba-aba petunjuk dan aba-aba peringatan terdapat garis penyambung/koma, antara aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan terdapat dua garis bersusun/koma.


Cara memberi aba-aba 

1.   Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba pada dasarnya harus berdiri dalam keadaan sikap sempurna dan menghadap pasukan.

 

2.  Apabila aba-aba yang diberikan itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pada saat memberikan aba-aba tidak menghadap pasukan. contoh :


Waktu pemimpin upacara memberi aba-aba penghormatan kepada Pembina upacara : Hormat = GERAK.

 

Catatan: Pada waktu memberi aba-aba pemimpin upacara, ia menghadap ke arah pembina upacara sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan. Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh pembina upacara/Irup maka dalam sikap “sedang memberi hormat”

 

Pemimpin upacara/Danup memberikan aba-aba : Tegak = GERAK dan setelah aba-aba itu pemimpin upacara/Danup bersama-sama pasukan kembali ke sikap sempurna.

 

3.   Dalam rangka menyiapkan pasukan pada saat Pembina upacara/Irup memasuki lapangan upacara dan setelah amanat pembina upacara/Irup selesai,Pemimpin upacara/ Danup tidak menghadap pasukan.

 

4.   Pada taraf permulaan latihan aba-aba yang ditujukan kepada pasukan yang sedang berjalan atau berlari, aba-aba pelaksanaannya selalu harus diberikan bertepatan dengan jatuhnya salah satu kaki tertentu yang pelaksanaan geraknya dilakukan dengan tambahan 1 langkah pada waktu berjalan dan 3 langkah pada waktu berlari.

 

5.   Sedang pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dapat diberikan bertepatan dengan jatuhnya kaki yang berlawanan yang pelaksanaan gerakannya dilakukan dengan tambahan 2 langkah pada waktu berjalan dan 4 langkah pada waktu berlari, kenudian berhenti atau maju dengan merubah bentuk dan arah pada pasukan.

 

6.   Semua aba-aba diucapkan dengan suara nyaring, tegas, dan bersemangat.

 

7.   Pemberian aba-aba petunjuk yang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan pelaksanaan, pengucapannya tidak diberi nada.

 

8.   Pemberian aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan terakhir. Nada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut besar-kecilnya pasukan. Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan dengan cara yang di”hentakkan”.

 

9.  Waktu pemberi aba-aba peringatan dan pelaksanaan diperpanjang sesuai besar-kecilnya pasukan dan/atau tingkatan perhatian pasukan (konsentrasi pasukan). Dilarang memberi keterangan-keterangan lain di sela-sela aba-aba pelaksanaan.

 

10. Bila ada suatu bagian aba-aba diperlukan, maka dikeluarkan perintah “ulangi”

Contoh :

Kepada pemimpin upacara = ulangi - Kepada pembina upacara – Hormat = GERAK.

 

11. Gerakan yang tidak termasuk aba-aba tetapi yang harus dijalankan pula, dapat diberikan petunjuk-petunjuk sengan suara nyaring, tegas, dan bersemangat. Biasanya dipakai pada waktu di lapangan, seperti: LAKSANAKAN, LANJUTKAN, IKUTI, BERHITUNG, LURUSKAN, LURUS.


Singosari, 6/8/2019 - 23:49





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengguna, Anggota, pembaca, simpatisan, komentator, pengkritik, dsb.