Total Tayangan Halaman

11 Maret 2011

OLAH TEMPAT KEJADIAN

atawa Sebuah Materi Seni Budaya

Oleh: Nanang Ilmiawan AM., SH*)

Sebelum melangkah lebih ke dalam, perlu saya sampaikan bahwasannya artikel ini adalah sebuah “improvisasi” atau dalam bahasa Teaternya kurang lebih bermakna ‘jalan keluar jika keadaan memaksa’. Oleh sebab itu, harapan kedepan adalah terwujudnya sebuah link pembelajaran teater khususnya materi dasar bagi teater pelajar.

Selanjutnya, perlu kita ingat bersama bahwa modal untuk menjadi actor yang antara lain: Raga (tubuh), olah suara termasuk di dalamnya, dan Sukma (rasa/emosi, imajinasi, interprestasi/tafsir, penghayatan, ekspresi, pengamatan, penyerapan luar-dalam), harus dilatih terus menerus. Sehingga actor (kita) siap memainkan peranan apa saja dan sanggup mengkomunikasikannya pada penonton dengan meyakinkan.

Berbicara keaktoran lebih lanjut, pasti tidak akan lepas pula dari: Konsentrasi, Imajinasi, dan kerja sama. Betapa tidak, bila actor tidak dapat berkonsentrasi, maka yang terjadi adalah hilangnya makna awal dari seni peran, yakni: Meyakinkan. Begitu pula apabila actor bermain tanpa imajinasi, maka permainan yang dibawakan menjadi kering. Sedangkan keberadaan Kerjasama, sudah barang tentu sangat penting; apalagi kita tidak bermain sendiri karena masih ada actor, kru (crew), dan alat-alat panggung lainnya (dapat dibaca; property).

Dari pembicaraan di atas, terdapat sebuah bagian lain dari actor yang jarang sekali tersentuh lebih jauh, namun apabila tertangkap basah oleh penonton, maka pada saat diadakan sarasehan/diskusi pasca pementasan yang terjadi adalah pembantaian crew dan perangkat pementasan lainnya. Bagian itu adalah Tata Artistik, yang akan kita bahas secara ringkas di bawah ini.

Tata Artistik

Tata artistik meliputi set-dekor-properti, busana, rias wajah dan rambut, serta pencahayaan.

A. SET-DEKOR-PROPERTI

Set panggung adalah dekorasi yang ada di atas panggung. Set/dekor adalah bagian benda/gambar di panggung yang sifatnya permanen, misal; rumah. Set property berarti isi rumah itu, yakni lemari, kursi, meja dsb. Property sendiri adalah pelengkap dari set property.

Property dapat dibagi dua, yaitu:

1. Property yang bisa di pindah-pindah; misal: meja, kursi, vas, dsb.

2. Hand property atau property yang bisa dibawa-bawa pemain; misal: kipas, pulpen, buku, tas, dsb.

Dari hal tersebut di atas, muncul stimulant pertanyaan sebagai berikut;

Bagaimana proses membuat desain set panggung?

a. Perancang harus membaca naskah

b. Perancang memberikan alternative gambar kepada sutradara.

Apa yang harus diperhatikan seseorang dalam merancang set?

a. Memahami areal panggung;

b. Membuat harmonisasi sebuah rancangan set, tidak berat sebelah;

c. Memahami ukuran dan proporsi (perbandingan);

d. Memahami bahwa set-dekor adalah pelengkap, yang penting adalah permainan sehingga jangan sampai set/dekor mengganggu permainan;

e. Bertanggung jawab, dalam arti bahwa semua benda dan gambar, ketika ditaruh di panggung harus punya alas an kenapa ditempatka seperti itu.

B. BUSANA DAN RIAS

Kegunaan tata rias di panggung adalah untuk memperjelas wajah dan ketokohan pemain. Sedangkan tata busana dalam panggung berguna untuk menandakan karakter dari seseorang tokoh. Sehingga kemudian penonton dapat membedakan dan mengenali peranan dari masing-masing actor.

Pada intinya tata rias-busana berusaha memperjelas atau melengkapi naskah (cerita) yang ada dan keutuhan sebuah karakter.

Tata rias terdiri dari tiga macam, yaitu:

a. Korektif

Dalam kehidupan sehari-hari, tata ria yang digunakan ibu-ibu bisa disebut tata rias korektif. Tujuannya untuk memperjelas danmempercantik diri. Untuk kepentingan pertunjukan panggung, tata rias korektif bertujuan memperjelas wajah pemain agar bisa terlihat dari jauh. Karenanya tata rias harus tebal. Tak perlu khawatir menor karena kalau tipis tidak akan terihat.

Namun untuk TV dan film tak perlu terlalu tebal karena untuk melihat wajah pemain dibantu oleh kamera yang dapat mengatur jarak pandang.

b. Karakter

Tata rias karakter bertujuan memperluas karakter pemain. Misalnya menjadi tua, jelek, dsb.

c. Fantasi

Tata rias fantasi berhubungan dengan khayaan atau imajinasi kita. Tata rias ini bisa dibuat di wajah ataupun di badan. Misalnya menghayal kupu-kupu; maka di bagian punggung pemain diberi sayap dan rambut dibuat tinggi.

Kemampuan seorang penata busana tidaklah serumit yang kita bayangkan. Karena seorang penata busana dalam seni peran (teater) yang penting adalah mampu menafsir karakter dalam cerita sekaligus dalam bentuk gambar dan memiliki pengetahuan anatomi/tubuh manusia.

Yang harus dipelajari dalam hal rias wajah dan rambut, antara lain:

a. Pengenalan dasar wajah:

  1. Anatomi dan bentuk wajah
  2. Hubungan antara cahaya dan rias wajah
  3. Hubungan antara busana dan rias wajah
  4. Hubungan antara tata rambut dan rias wajah
  5. Hubungan antara rias wajah dan actor
  6. Hubungan antara rias wajah dan set/dekor
  7. Efek bayangan bagi rias wajah.

b. Jenis rias wajah berdasarkan bentuknya

  1. Rias korektif (natural)
  2. Rias karakter (khusus)
  3. Rias fantasi (kreatif)
  4. Rias efek khusus

c. Jenis rias wajah berdasar kebutuhannya:

  1. Rias panggung
  2. Rias televisi dan panggung
  3. Rias fotografi

d. Prinsip warna

  1. Warna primer
  2. Warna skunder
  3. Warna gabungan (primer-skunder)
  4. Warna hitam
  5. Warma putih
  6. Gabungan 5 warna dengan skala intensitasnya/gradasi.

C. PENCAHAYAAN

Fungsi dasarnya adalah penerang terhadap apapun yang ada di atas panggung. Pada perkembangannya, pencahayaan berkembang menjadi sebuah penciptaan seni.

Dalam perkembangannya, pencahayaan berkembang menjadi sebuah penciptaan seni yang bisa melengkapi ciri waktu, tempat, dan suasana.

Continue

10/02