Total Tayangan Halaman

26 Agustus 2020

TALI KUR

“TALI KUR”

(sebuah media mengenal, filosofi dan fungsi)

Oleh : N. Ilmi A.M.

 

 

Dalam pengenaan pakaian dinas baik harian maupun lapangan, seringkali dalam sebuah kegiatan resmi “Tali Kur” dikenakan oleh para personel yang duduk di depan atau bahkan para personel yang berada di bagian paling kanan dan paling depan sebuah barisan.

 

Sebenarnya apa sih “Tali Kur”  itu????

Mungkin orang awam tidak akan penah mengerti maksud dari arti “Tali Kur”, namun jika bertanya kepada seseorang yang pernah mengenyam pendidikan yang bersifat kedinasan, atau pendidikan militer, pasti mereka akan segera mengerti istilah “Tali Kur”.

 

“Tali Kur”, jika dilihat dari fisiknya hanya seutas rangkaian tali yang di pakaikan pada ‘bahu kanan atau kiri’. Tali Kur ini berasal dari kata ‘Tali’ dan ‘Kur’, Tali sendiri ga usah kita bahas karena semua pasti tahu apa itu tali. “Kur” nya ini berasal dari kata “Koor”, atau coordinator. Jadi menurut kosa kata “Tali Kur” adalah Tali yang dipakai seorang koordinator. Bagi kita “Tali Kur” ini berarti sebuah tanda/lambang tanggung jawab yang dipakai agar si pemimpin merasa mempunyai tanggung jawab besar sehingga akan menjauhi dari yang namanya deviasi (penyimpangan dari aturan).

 


Bagian dan filosofi “Tali Kur”, antara lain:

Anyaman Lengan : Berbentuk “V” digunakan untuk Kepala atau berbentuk “=” untuk penindakan; sebagai pengingat beban tugas dan tanggung jawab yang diemban

Lilitan                     : Berada di Bawah Bahu dengan jumlah lilitan menyesuaikan tingkat wilayah dijabat; 3 (Tingkat Ranting dan Kecamatan), 4 (Kabupaten), 5 (Provinsi dan Nasional)

Lekukan                 : Menyesuaikan bagian melingkari Badge/Pin, sebagai wujud lika-liku perjalanan dalam berorganisasi

Nestle (spt peluru) : Berwarna emas digunakan untuk Kur Merah dan warna perak digunakan untuk Kur Biru Tua, sebagai pengingat fungsi koordinatif dalam perwujudan garis instruktif.

 

Lilitan “Tali Kur”, macam dan pemasangannya:

Lilitan ini pada awalnya ada yang vertical, diagonal dan horizontal. lilitan ini boleh menempel langsung pada Anyaman Lengan “Tali Kur”, boleh juga menempel pada pakaian dinas. Pada awalnya penempatan posisi lilitan ada maknanya, yakni jika “lilitan Berdiri” berarti yang memakai adalah seorang Pimpinan, jika “lilitan diletakan miring” berarti dia seorang wakil atau berada di bawah pimpinan, dan jika dalam keadaan “mendatar artinya staff pimpinan”. Namun berjalannya waktu hal ini banyak tidak dianut.

 

Adapun makna warna dasarnya, adalah:

1.     Warna Hijau       : Melambangkan ketenangan, kesejukan dan keseimbangan.

2.     Warna Putih       : Melambangkan kesucian, idealisme, dan kejujuran.

3.     Warna Coklat   : Memiliki makna kenyamanan, kehangatan dan dapat diandalkan.

4.     Warna Hitam      : Bermakna melindungi, mengayomi, dan keterikatan pada hukum dan tata tertib yang berlaku.

5.     Warna Kuning   : Memiliki loyalitas serta optimisme yang tinggi, memberi penerangan, dan berfikir cerdas.

6.     Warna Biru         : Melambangkan kewibawaan, ketegasan, dan kedamaian.

7.     Warna Merah      : Melambangkan keberanian, pantang menyerah, dan keenerjikan.

 

Disamping penggunaan warna dasar tersebut, banyak pula warna tersebut di kombinasi satu dengan lainnya. Yang bertujuan tidak lain untuk memadukan makna dari warna dasar tersebut.

 

Dalam beberapa OKP penggunaan “Tali Kur” biasanya warna dan fungsinya, antara lain:

1.        Kepala dan Wakil Kepala / Komandan (Warna Merah)

_Penggunaan_ : Bahu Kanan dengan ujung dipasang Nestel warna Emas

_Filosofi_ : Seorang Kepala harus menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, adil, terikat pada hukum, aturan, dan tata tertib yang berlaku, menjadi panutan serta memiliki keberanian, pantang menyerah, dan keenerjikan, demi menjadi pelindung dan pengayom yang baik bagi seluruh anggota, serta harus mampu menjadi orang yang terdepan dan orang yang paling bertanggungjawab atas segala apapun yang terjadi yang menyangkut seluruh anggota.

 

2.        Kepala Sekretaris dan Kepala Assisten (Warna Biru Tua)

_Penggunaan_ : Bahu Kanan dengan ujung dipasang Nestel warna Perak

_Filosofi_ : Seorang Staff harus menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, idealis, jujur, terikat pada hukum, aturan, dan tata tertib yang berlaku, menjadi panutan serta memiliki sikap yang tenang, menyejukan, dan mampu menjadi penyeimbang dalam menyelesaikan setiap permasalahan satuan koordinasi.

 

3.        Satuan Lalu Lintas (Putih)

_Penggunaan_ : Bahu Kiri dengan ujung dipasang Nestel warna Perak bagi Kepala dan peluit Warna Putih

_Filosofi_ : Seorang Balantas harus menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, idealis, terikat pada hukum, aturan, dan tata tertib yang berlaku, menjadi panutan serta memiliki sikap yang tegas, berwibawa dan mampu mewujudkan kedamaian, kenyamanan, dan menjadi sumber solusi dalam setiap permasalahan lalu lintas.

 

4.        Pasukan Penegak Disiplin (Warna Putih List Biru)

_Penggunaan_ : Bahu Kanan dengan ujung dipasang Nestel warna Perak bagi Kepala dan Peluit Biru bagi Pasukan

_Filosofi_ : Seorang “Pasukan Penegak Disiplin” harus menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, adil, terikat pada hukum, aturan, dan tata tertib yang berlaku, menjadi panutan serta memiliki sikap yang tegas, berwibawa dan mampu mewujudkan penegakan disiplin dalam menyelesaikan setiap permasalahan dari para anggotanya.

 

Jadi “Tali Kur” bukan sekedar beli dan pakai serta gaya, tapi mengandung makna dan syarat dalam pengenaannya. Semoga goresan ini bermanfaat dalam membuka tabir keilmuan kita demi mewujudkan ketertiban bersama untuk Organisasi Pemuda. (MWCNU Singosari, 12/8/2020 – 15:00)