TIDAK banyak yang mengetahui, kalau tanggal 28 November mendatang merupakan Hari Jadi Kabupaten Malang ke 1249. Bahkan masyarakat Kabupaten Malang pun tidak menyangka kalau sebenarnya usia Kabupaten Malang sebagai ibu kota suatu wilayah telah mencapai ribuan tahun.
Penetapan tanggal 28 November sebagai Hari Jadi Kabupaten Malang pun harus, menurut Kepala Humas Kabupaten Malang, Suroto melalui berbagai penelitian. Berawal dari penelitian L Damais dalam Etude d'Epigraphy d' Indonesia IV, 1952 menyebutkan, dari berbagai peninggalan sejarah yang ada, membuktikan sejak Abad ke VIll Masehi, wilayah yang kemudian dikenal sebagai Kabupaten Malang, mempunyai hubungan sejarah dengan pusat kerajaan Kanjuruhan di sekitar daerah Dinoyo.
Berita tertulis tentang kerajaan yang berpusat di daerah Kabupaten Malang berasal dari sebuah prasasti yang ditemukan di Desa Merjosari (Dinoyo Malang). Dalam Prasasti Kanjuruhan itu digunakan dua macam cara penanggalan yaitu yang pertama dengan cara Cronogram (Candrasangkala) dan kedua dengan cara menuliskan angka tahunnya. Dari unsur penanggalan Candrasangkala serta menyebutkan rasi-rasi bintang yang disebutkan pada saat itu, maka saat itu ekuivalen dan bertepatan dengan hari Jum'at Legi, tanggal 28 Nopember tahun 760 Masehi, adalah Hari Jadi Kabupaten Malang
"Berdasarkan penelitian itulah kemudian ditetapkan tanggal 28 Nopember sebagai Hari Jadi Kabupaten Malang yang selanjutnya dengan dasar kebiasaan dilaksanakan dari tahun ke tahun dengan maksud dan tujuan adanya kontinuitas historis atau kesinambungan sejarah," terang Suroto.
Menurutnya, secara de jure keberadaan pemerintahan Kabupaten Malang dimulai ketika dipimpin Raden Tumenggung Noto Diningrat Ke I yang diangkat oleh Pemerintah Hindia Belanda pada Tahun 1819 sampai berakhir masa jabatannya tanggal 12-11-1839. "Sampai saat ini Kabupaten Malang telah mengalami pergantian Bupati sebanyak 20 kali," jelasnya.
Sedangkan asal-usul nama Malang berdasarkan buku sejarah ternyata berasal dari sebuah nama candi yang berada di wilayah Kuto Bedah dekat aliran sungai Brantas yang dikenal dengan nama Candi Malang Kuceswara, yang mempunyai makna "Celakalah segala bentuk kebathilan/ kejahatan".
Nama Malang juga terdlapat pada sebuah prasasti yang berangkat tahun 1120 saka atau tahun 1198 M yang tertulis "…..taning sakrido(ning) Malang…..", dengan adanya bangunan suci tersebut membuktikan bahwa wilayah Malang merupakan pusat pemerintahan dan menunjukkan adanya aktifitas masyarakat yang telah memiliki sistem sosial teratur.
Dikatakan, peringatan Hari Jadi Kabupaten Malang yang tahun ini mengambil tema 'Ayo Gotong Royong Bangun Kabupaten Malang' merupakan bentuk rasa syukur masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Malang atas hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai dan menjadi motivasi menuju ke arah yang lebih baik dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai sejarah.
Di era Otonomi Daerah, semua daerah berusaha menggali dan mengembangkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dimiliki dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan wilayahnya dengan harapan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya.
Salah satu upaya penggalian dan pengembangan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Malang adalah mengenalkan budaya daerah yang menjadi potensi baik di tingkat nasional maupun internasional. Harapan ini bisa dilakukan melalui sarana promosi ataupun melalui perayaan momentum hari jadi, sehingga masyarakat luas dapat mengenal lebih banyak potensi budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Malang .
Bahkan sesuai dengan Peraturan Pemerintahan (PP) 18 Tahun 2008, telah ditetapkan Kepanjen sebagai Ibu Kota Kabupaten Malang. Berbagai proses menuju ke Kepanjen telah dilakukan. Sebagian kegiatan pemerintahan telah pindah ke wilayah Kepanjen seperti Dinas Tenaga kerja, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Kesehatan dan beberapa dinas lainnya. Sampai saat ini Wilayah Kabupaten Malang memiliki 33 Kecamatan dengan 378 Desa serta 12 Kelurahan.
Disunting dari Harian Surya 10 November 2009