“TALI KUR”
(sebuah media
mengenal, filosofi dan fungsi)
Oleh : N. Ilmi A.M.
Dalam pengenaan pakaian dinas
baik harian maupun lapangan, seringkali dalam sebuah
kegiatan resmi “Tali Kur” dikenakan oleh para personel yang duduk di
depan atau bahkan para personel yang berada di bagian paling kanan dan paling
depan sebuah barisan.
Sebenarnya apa sih “Tali Kur” itu????
Mungkin orang
awam tidak akan penah mengerti maksud dari arti “Tali Kur”, namun jika
bertanya kepada seseorang yang pernah mengenyam pendidikan yang bersifat
kedinasan, atau pendidikan militer, pasti mereka akan segera mengerti
istilah “Tali Kur”.
“Tali Kur”, jika dilihat
dari fisiknya hanya seutas rangkaian tali yang di pakaikan pada ‘bahu kanan
atau kiri’. Tali Kur ini berasal dari kata ‘Tali’ dan ‘Kur’, Tali sendiri ga
usah kita bahas karena semua pasti tahu apa itu tali. “Kur” nya ini berasal
dari kata “Koor”, atau coordinator. Jadi menurut kosa kata “Tali Kur”
adalah Tali yang dipakai seorang koordinator. Bagi kita “Tali Kur” ini
berarti sebuah tanda/lambang tanggung jawab yang dipakai agar si pemimpin
merasa mempunyai tanggung jawab besar sehingga akan menjauhi dari yang namanya
deviasi (penyimpangan dari aturan).
Bagian dan filosofi “Tali Kur”, antara lain:
Anyaman Lengan :
Berbentuk “V” digunakan untuk Kepala atau berbentuk “=” untuk penindakan;
sebagai pengingat beban tugas dan tanggung jawab yang diemban
Lilitan :
Berada di Bawah Bahu dengan jumlah lilitan menyesuaikan tingkat wilayah dijabat;
3 (Tingkat Ranting dan Kecamatan), 4 (Kabupaten), 5 (Provinsi dan Nasional)
Lekukan :
Menyesuaikan bagian melingkari Badge/Pin, sebagai wujud lika-liku perjalanan dalam
berorganisasi
Nestle (spt peluru) :
Berwarna emas digunakan untuk Kur Merah dan warna perak digunakan untuk Kur
Biru Tua, sebagai pengingat fungsi koordinatif dalam perwujudan garis
instruktif.
Lilitan “Tali Kur”, macam dan pemasangannya:
Lilitan ini pada awalnya ada yang vertical,
diagonal dan horizontal. lilitan ini boleh menempel langsung pada Anyaman Lengan
“Tali Kur”, boleh juga menempel pada pakaian dinas. Pada awalnya penempatan
posisi lilitan ada maknanya, yakni jika “lilitan Berdiri” berarti yang memakai
adalah seorang Pimpinan, jika “lilitan diletakan miring” berarti dia seorang
wakil atau berada di bawah pimpinan, dan jika dalam keadaan “mendatar artinya
staff pimpinan”. Namun berjalannya waktu hal ini banyak tidak dianut.
Adapun makna warna dasarnya, adalah:
1.
Warna Hijau : Melambangkan ketenangan, kesejukan dan keseimbangan.
2.
Warna Putih : Melambangkan kesucian, idealisme, dan kejujuran.
3.
Warna Coklat : Memiliki makna kenyamanan, kehangatan dan dapat diandalkan.
4.
Warna Hitam : Bermakna melindungi, mengayomi, dan keterikatan pada
hukum dan tata tertib yang berlaku.
5.
Warna Kuning : Memiliki loyalitas serta optimisme yang tinggi, memberi
penerangan, dan berfikir cerdas.
6.
Warna Biru : Melambangkan kewibawaan, ketegasan, dan kedamaian.
7.
Warna Merah : Melambangkan keberanian, pantang menyerah, dan
keenerjikan.
Disamping penggunaan
warna dasar tersebut, banyak pula warna tersebut di kombinasi satu dengan
lainnya. Yang bertujuan tidak lain untuk memadukan makna dari warna dasar
tersebut.
Dalam beberapa OKP penggunaan “Tali Kur” biasanya warna dan
fungsinya, antara lain:
1.
Kepala dan Wakil
Kepala / Komandan (Warna Merah)
_Penggunaan_ : Bahu Kanan
dengan ujung dipasang Nestel warna Emas
_Filosofi_ : Seorang Kepala harus
menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, adil, terikat pada hukum,
aturan, dan tata tertib yang berlaku, menjadi panutan serta memiliki
keberanian, pantang menyerah, dan keenerjikan, demi menjadi pelindung dan
pengayom yang baik bagi seluruh anggota, serta harus mampu menjadi orang yang
terdepan dan orang yang paling bertanggungjawab atas segala apapun yang terjadi
yang menyangkut seluruh anggota.
2.
Kepala Sekretaris
dan Kepala Assisten (Warna Biru Tua)
_Penggunaan_ : Bahu Kanan
dengan ujung dipasang Nestel warna Perak
_Filosofi_ : Seorang Staff harus
menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, idealis, jujur, terikat
pada hukum, aturan, dan tata tertib yang berlaku, menjadi panutan serta
memiliki sikap yang tenang, menyejukan, dan mampu menjadi penyeimbang dalam
menyelesaikan setiap permasalahan satuan koordinasi.
3.
Satuan Lalu
Lintas (Putih)
_Penggunaan_ : Bahu Kiri
dengan ujung dipasang Nestel warna Perak bagi Kepala dan peluit Warna Putih
_Filosofi_ : Seorang Balantas
harus menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, idealis, terikat pada
hukum, aturan, dan tata tertib yang berlaku, menjadi panutan serta memiliki
sikap yang tegas, berwibawa dan mampu mewujudkan kedamaian, kenyamanan, dan
menjadi sumber solusi dalam setiap permasalahan lalu lintas.
4.
Pasukan Penegak
Disiplin (Warna Putih List Biru)
_Penggunaan_ : Bahu Kanan dengan
ujung dipasang Nestel warna Perak bagi Kepala dan Peluit Biru bagi Pasukan
_Filosofi_ : Seorang “Pasukan
Penegak Disiplin” harus menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik, adil,
terikat pada hukum, aturan, dan tata tertib yang berlaku, menjadi panutan serta
memiliki sikap yang tegas, berwibawa dan mampu mewujudkan penegakan disiplin dalam
menyelesaikan setiap permasalahan dari para anggotanya.
Jadi “Tali
Kur” bukan sekedar beli dan pakai serta gaya, tapi mengandung makna dan
syarat dalam pengenaannya. Semoga goresan ini bermanfaat dalam membuka tabir
keilmuan kita demi mewujudkan ketertiban bersama untuk Organisasi Pemuda. (MWCNU
Singosari, 12/8/2020 – 15:00)