(Lingkar
perencanaan dan penelitian kader)
Oleh : N. Ilmi A.M.
Antaran
Pendidikan (Education): suatu aktifitas
pengembangan Sumber Daya Manusia yang dirancang untuk
meningkatkan kompetensi pegawai di luar pekerjaan
yang sedang dihadapi.
Pelatihan (Training): perubahan sistematis dari
Knowledge, Skill, Attitude, dan Behavior yang terus mengalami peningkatan dan
dimiliki oleh setiap personal. Di mana, pelatihan ini dapat mewujudkan sasaran
yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dalam memenuhi standar SDM yang
diinginkan.
Pengembangan (Development): sebuah usaha dalam
peningkatan kapasitas personal maupun organisasi karena ada pengembangan,
perubahan atau pertumbuhan dalam organisasi.
Bahasan
Sebuah lembaga yang menjalani proses regenerasi,
pasti tidak luput dari Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan dalam mencetak
Sumber Daya Manusia kader yang sesuai dengan visi-misi organisasinya. Sehingga
banyak orang berpendapat bahwa terdapat pengaruh antara pelatihan yang
diperoleh terhadap prestasi kerja suatu individu.
Dengan berbagai bentuk metode Pendidikan, Pelatihan
dan Pengembangan SDM yang efektif dan efisien, diharapkan Sumber Daya Manusia
(kader) dapat mendukung keberlangsungan organisasi dan meningkatkan performa
individu.
Metode
Efektif dalam Pelatihan dan Pengembangan SDM
Berikut akan dibahas mengenai metode efektif dalam
Pelatihan dan Pengembangan SDM dalam sebuah organisasi atau perusahaan yang
dapat dilakukan, untuk menjaga, meningkatkan, serta mempertahankan SDM dalam
perusahaan.
a. Refleksi
Diri
Sebagai tahap awal dalam pengembangan dan pelatihan
SDM, refleksi diri akan menjadi acuan bagi jajaran Personalia Instruktur dalam
memberikan pelatihan dan pengembangan SDM. Instruktur dapat memberikan edukasi
mengenai pemahaman kepribadian dan karakter dalam diri setiap individu.
Menyediakan Personal Development Plan dan Personal Goal Setting dapat dijadikan
sebagai acuan pribadi seorang kader dalam proses pembelajaran dan tujuan yang
ingin dituju dalam organisasi, juga menjadi acuan bagi Personalia Instruktur
dalam membuat sebuah pelatihan maupun konsultasi bagi para kader.
b.
Pengalaman Tim
Interaksi dua orang atau lebih akan memberikan
pengembangan dan pelatihan tersendiri bagi SDM dalam sebuah organisasi. Mengapa
hal ini dibutuhkan? Tim dituntut untuk dapat melakukan kerja sama, kreatif
dalam mengembangkan ide, problem solving, dan hal-hal lain yang dapat
memberikan pembelajaran dalam sebuah tim. Di mana dalam sebuah tim bekerja
dengan berbagai latar belakang skill, karakter, dan kepribadian yang berbeda
sehingga dapat menimbulkan tantangan dan pengembangan diri seseorang dalam
bersosialisasi, interpersonal, komunikasi, dan lain sebagainya.
c. Lingkaran
Belajar
Forum group discussion, rapat, maupun pemecahan
masalah bersama akan menjadi salah satu metode yang efektif dan efisien bagi
kader dalam membahas maupun menyelesaikan berbagai permasalahan dan tugas. Di
mana dalam lingkaran belajar ini menuntut para kader untuk menghadapi dan berbagai
risiko permasalahan yang memungkinkan terjadi. Di sini akan terbentuk SDM yang
memiliki karakter lebih bijak dalam menyikapi sesuatu. Sehingga memberikan
keuntungan bagi organisasi tersebut.
d. Seminar
Anda juga bisa memberikan seminar mengenai skill
terkait, knowledge, kapasitas dengan melibatkan banyak pihak, seperti expertise
yang andal dalam bidangnya. Seminar ini dapat dibuat secara bertahap, misalnya
quarter maupun memfokuskan pada 1 skill dan knowledge, seperti contohnya
pelatihan IT, pelatihan kepemimpinan, dan sebagainya.
e. Mentoring
Memberikan pelatihan secara personal dengan
memberikan feedback, motivasi, membagi pengalaman, maupun proses pembelajaran
dengan cara yang lebih intensif. Dalam proses ini lebih pada mengembangkan personal
individu dan kapasitasnya.
f. Resources
Sharing
Dalam era digital saat ini, sangat penting
penggunaan media-media virtual sebagai sumber pembelajaran bagi Humas di sebuah
organisasi.
Dalam mewujudkan metode pelatihan yang dipilih
hendaknya disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan dan yang
dapat dikembangkan oleh suatu organisasi.
On the Job
Training
On the Job
Training (OT) atau disebut juga dengan pelatihan dengan instruksi pekerjaan
sebagai suatu metode pelatihan dengan cara para kader ditempatkan dalam kondisi
riil (lapangan), di bawah bimbingan dan supervisi dari kader yang telah
berpengalaman atau seorang pendamping.
Salah satu pendekatan On the Job Training yang
sistematis adalah Job Instruction Training (JIT). Melalui sistem ini,
instruktur pertama kali memberikan pelatihan kepada pendamping, dan selanjutnya
pendamping memberikan pelatihan kepada kader.
Rotasi
Untuk pelatihan silang (cross-train) bagi kader
agar mendapatkan variasi berkhidmat, para pengajar memindahkan para peserta
pelatihan dari tempat pelatihan yang satu ke tempat pelatihan yang lainnya.
Setiap perpindahan umumnya didahului dengan pelatihan pemberian instruksi
kerja. Disamping memberikan variasi kerja bagi kader, pelatihan silang
(crossing training) turut membantu organisasi ketika ada kader yang cuti, tidak
hadir, perampingan atau terjadi pengunduran diri. Partisipasi para peserta dan
tingkat transfer pekerjaan yang tinggi menjadi sarana belajar untuk menghadapi
rotasi khidmat.
Magang
Magang melibatkan pembelajaran dari kader yang
lebih berpengalaman, dan dapat ditambah pada teknik Off the Job Training. seperti satuan khusus, dilatih melalui
program resmi Asistensi dan Administrasi.
Ceramah
Kelas dan Presentasi Video
Ceramah dan teknik lain dalam Off the Job Training tampaknya mengandalkan komunikasi daripada
memberi model. Ceramah adalah pendekatan terkenal karena menawarkan sisi
ekonomis dan material organisasi, tetapi partisipasi, umpan balik, transfer dan
repetisi sangat rendah. Umpan balik dan partisipasi dapat meningkat dengan
adanya diskusi selama ceramah, serta minat audiens.
Pelatihan
Vestibule
Agar pembelajaran tidak mengganggu operasional
rutin, beberapa organisasi menggunakan pelatihan vestibule. Wilayah atau
vestibule terpisah dibuat dengan peralatan yang sama dengan yang digunakan
dalam tugas. Cara ini memungkinkan adanya transfer, repetisi, dan partisipasi
serta material organisasi bermakna dan umpan balik.
Permainan
Peran dan Model Perilaku
Permainan peran adalah alat yang mendorong peserta
untuk membayangkan identitas lain. Misalnya, seorang kader dapat membayangkan
peran pendamping dan sebaliknya. Kemudian keduanya ditempatkan dalam situasi
kerja tertentu dan diminta memberikan respon sebagaimana harapan mereka terhadap
lainnya. Idealnya meraka harus dapat melihat diri mereka sebagaimana orang lain
melihat mereka. Tehnik ini juga digunakan untuk mengubah sikap, misalnya untuk
meningkatkan pemahaman rasial, juga membantu mengembangkan keterampilan
interpersonal.
Case Study
Metode kasus adalah metode pelatihan yang
menggunakan deskripsi tertulis dari suatu permasalahan riil yang dihadapi oleh
organisasi atau organisasi lain. Manajemen diminta mempelajari kasus untuk
mengidentifikasi menganalisis masalah, mengajukan solusi, memilih solusi
terbaik dan mengimplementasikan solusi tersebut. Peranan instruktur adalah
sebagai katalis dan fasilitator. Seorang instruktur yang baik adalah instruktur
yang dapat melibatkan setiap orang untuk mengambil bagian dalam pengambilan keputusan.
Dengan mempelajari suatu kasus, para peserta
pelatihan mempelajari suatu keadaan yang bersifat riil atau hipotesis dan
tindakan lain yang diambil dalam keadaan seperti itu. Disamping mempelajari
dari kasus tersebut, peserta dapat mengembangkan keahlian-keahlian dalam
mengambil keputusan.
Simulasi
Permainan simulasi dapat dibagi menjadi dua macam:
1. Simulasi yang melibatkan simulator yang bersifat
mekanik (mesin)
2. Simulasi komputer.
Untuk tujuan pelatihan dan pengembangan, metode ini
sering berupa games atau permainan. Teknik ini umumnya digunakan untuk melatih
para instruktur, yang mungkin tidak boleh menggunakan metode trial and error
untuk mempelajari pembuatan keputusan.
Belajar
Mandiri dan Proses Belajar Terprogram
Materi instruksional yang direncanakan secara tepat
dapat digunakan untuk melatih dan mengembangkan para kader. Materi-materi ini
sangat membantu apabila para kader itu tersebar secara geografis (berjauhan
jaraknya) atau ketika proses belajar hanya memerlukan interaksi singkat saja.
Teknik belajar mandiri berkisar pada cara manual sampai kaset rekaman atau
video. Beberapa prinsip belajar tercakup dalam tipe pelatihan ini.
Praktik
Laboratorium
Pelatihan di laboratorium dirancang untuk
meningkatkan keterampilan interpersonal. Juga dapat digunakan untuk membangun
perilaku yang diinginkan untuk tanggung jawab khidmat di masa depan. Peserta
mencoba untuk meningkatkan keterampilan hubungan manusia dengan lebih memahami
diri sendiri dan orang lain. Pengalaman berbagi perasaan dan memahami perasaan,
perilaku, persepsi dan reaksi merupakan hasilnya. Biasanya profesional terlatih
menjadi fasilitator.
Pelatihan
Tindakan (Action Learning)
Pelatihan
ini terjadi dalam kelompok kecil yang berusaha mencari solusi masalah
nyata yang dihadapi oleh organisasi, dibantu oleh fasilitator (dari luar atau
dalam organisasi). Fokus kelompok dalam mengatasi masalah sebagai cara untuk
belajar ketika para anggota mengeksploitasi solusi, menggarisbawahi pernyataan
fasilitator sebagai pedoman dalam kelompok, pemecahan masalah dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan suatu masalah. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan ini
muncul ketika kelompok tersebut secara teknik atau prosedur mengalami
kebuntuan.
Role Playing
Role Playing adalah metode pelatihan yang merupakan
perpaduan antara metode kasus dan program pengembangan sikap. Masing-masing
peserta dihadapkan pada suatu situasi dan diminta untuk memainkan peranan, dan
bereaksi terhadap taktik yang dijalankan oleh peserta yang lain. Kesuksesan
metode ini tergantung dari kemampuan peserta untuk memainkan peranannya sebaik
mungkin.
In-Basket
Technique
Melalui metode in-basket technique, para peserta
diberikan materi yang berisikan berbagai informasi, seperti email khusus dari
para Instruktur, dan daftar telepon. Hal-hal penting dan mendesak, seperti
posisi persediaan yang menipis, komplain dari masyarakat, permintaan laporan
dari atasan, digabung dengan kegiatan rutin. Peserta pelatihan kemudian
mengambil keputusan dan tindakan. Selanjutnya keputusan dan tindakan tersebut
dianalisis dengan derajat pentingnya tindakan, pengalokasian waktu, kualitas
keputusan dan prioritas pengambilan keputusan.
Management
Games
Management games menekankan pada pengembangan
kemampuan problem-solving. Keuntungan dari simulasi ini adalah timbulnya
integrasi atas berbagai interaksi keputusan, kemampuan bereksperimen melalui
keputusan yang diambil, umpan balik dari keputusan, dan persyaratan-persyaratan
bahwa keputusan dibuat dengan data-data yang tidak cukup.
Behavior
Modeling
Modeling sebagai salah satu proses yang bersifat
psikologis mendasar di mana pola-pola baru dari suatu perilaku dapat diperoleh
sedangkan pola-pola yang sudah ada dapat diubah. Sifat mendasar dari modeling
adalah bahwa suatu proses belajar itu terjadi, bukan melalui pengalaman aktual,
melainkan melalui observasi atau berimajinasi dari pengalaman orang lain.
Behavior modeling adalah suatu metode pelatihan dalam rangka meningkatkan
keahlian interpersonal.
Outdoor
Oriented Programs
Program ini biasanya dilakukan di suatu wilayah
yang terpencil dengan melakukan kombinasi kemampuan di luar kantor dengan
kemampuan di ruang kelas. Program ini dikenal dengan istilah outing, seperti
arung jeram, mendaki gunung, kompetisi tim, panjat tebing, dan lain-lain.
Semoga
sekelumit coretan penuh kekurangan ini dapat membuka wawasan kita semua untuk
lebih baik lagi dikegiatan mendatang. (Singosari, 18/06/2020
- 21.45)